(Ilustrasi : Lapmi Progress) |
Tidak berhenti pada gegernya virus Corona, kini indonesia juga terjangkit krisis kemanusiaan. Bagaimana tidak, banyak jenazah yang ditolak untuk dikebumikan di daerah asal mereka. Sehingga terpaksa dikebumikan di daerah lain, bahkan yang lebih parah dari itu ialah ketika pemugaran makam yang dilakukan saat warga mengetahui bahwa yang dikuburkan ialah korban Corona, padahal keluarga jenazah telah mengikuti persyaratan dan prosedur keamanan. Dengan melihat kondisi tersebut saya dapat mengatakan bahwa upaya dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi corona ini sudah mulai terbentuk, akan tetapi jangan sampai kebablasan sampai merusak hubungan kemanusiaan. Selain itu kini sedang marak terjadinya pengucilan, pencemoohan, sampai pengusiran terharap korban maupun keluarga korban. Mereka dalah korban, korban dari bencana kemanusiaan ini. Jika pengucilan tetap dilanggengkan, maka mereka yang sakit bisa jadi enggan bahkan tidak mau untuk memeriksakan diri. Tentu hal ini akan membuat virus Corona sulit terdeteksi, bahkan lebih parahnya lagi akan mempersulit pemutusan rantai virus Corona.
Pandemi ini harus segera ditangani, akan tetapi jangan sampai Stigma masyarakat yang kena. Dalam hal ini perlu akan adanya pelurusan kembali Stigma masyarakat, yang mana keadaan masyarakat kini hanya terdominasi oleh keawamannya, dipikiran mereka cuma satu yakni “mereka tidak mau kena Corona”. Sehingga peresepsi ataupun pemikiran seperti itu akan melupakan hubungan kemanusiaan, bahkan akan merusak hubungan kemanusiaan. Perlu diluruskan lagi bahwa kita harus “Jauhi virusnya, bukan jenazahnya”. (Mayang Sahita Setya Rini)
Tambahkan Komentar
EmoticonEmoticon