Eksistensi Bahasa Arab di Kalangan Kader HMI - Lapmi Progress

Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI) Progress HMI Komisariat Adab UIN Sunan Kalijaga Cabang Yogyakarta.

Latest Update
Fetching data...

Monday, 20 December 2021

Eksistensi Bahasa Arab di Kalangan Kader HMI


Karya 
Annafi’ Rizqika Putri (Mahasiswi BSA UIN Sunan Kalijaga) 

           HMI atau sering disapa dengan Himpunan Mahasiswa Islam merupakan organisasi bernafaskan Islam yang menampakkan diri sebagai  kawah candradimuka dengan konsep intelektual dalam islam dimana dalam suatu organisasi berkumpul orang-orang yang mempunyai sebuah pola pikir yang berdasar pada sumber-sumber ajaran agama Islam yaitu Al-Quran dan Sunnah. Namun, di era modern saat ini dalam Himpunan Mahasiswa Islam aktualisasinya aktivitas politik lebih dominan dibanding dengan aktivitas keagamaan. Hampir setiap aktivitas yang berbasis politik HMI selalu tampil di dalamnya. Sangat disayangkan jika  sedikit  kader HMI yang luas wawasan keislamannya, dari sekian banyak kader pasti memiliki gerilya pengaktualisasi diri sebagai langkah progresif mereka. Bahwa untuk mewujudkan masa depan umat (keislaman), dan bangsa (keindonesiaan) yang lebih baik diperlukan manusia dengan kualifikasi seperti terumus pada tujuan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). "Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam ,dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT". Anggaran Dasar (AD) HMI Pasal 4.

           Untuk bisa mendapatkan wawasan keislaman kita sebagai kader HMI tidak bisa lepas dari bahasa Arab. Eksistensi bahasa Arab di kalangan kader HMI menjadi begitu penting karena dalam materi wawasan keislaman tidak lepas dalam penggunaan bahasa Arab, sehingga bahasa Arab menjadi kunci pembuka bagi ilmu pengetahuan keislaman. Untuk mengkaji dan mendalaminya dibutuhkan pula penguasaan terhadap berbagai cabang ilmu seperti Ilmu Tafsir, Ilmu Nahwu, Ushul Fiqih, dan sebagainya, yang tidak jauh dari bahasa Arab. Selain itu, buku-buku literatur asli yang merupakan hasil pemikiran, penafsiran terhadap Alqur’an dan Hadis oleh para ulama-ulama masa lalu tertulis dalam bahasa Arab yang kesemuanya itu merupakan bagian dari sumber keislaman yang harusnya diketahui oleh para kader HMI. Semua itu bertujuan agar dalam penguasaan wawasan keislaman yang bersumber dari Al Qur’an maupun Hadis sesuai dengan syariat Islam dan menjauhkan dari kesalahpahaman pemahaman yang nantinya setiap kader HMI akan terjun menjadi tokoh masyarakat yang tidak lepas dari kata dakwah yang mengabdi dengan tetap bernafaskan Islam.

          Tokoh besar dalam Himpunan Mahasiswa Islam sendiri, Kanda Nurcholish Madjid dalam menuliskan perjalanannya di Timur Tengah beliau mengatakan “ Menteri itu minta supaya saya menceritakan tentang gerakan Mahasiswa Islam di Indonesia. Setelah saya ceritakan, tentu saja dengan bahasa Arab, Menteri itu demikian senangnya dengan keterangan saya.” Meskipun Indonesia satu-satunya bangsa muslim yang menggunakan huruf latin untuk bangsa nasionalnya. Semua bangsa muslim itu menggunakan huruf Arab, kecuali: Bangladesh seperti bangsa Asia lain mempunyai huruf sendiri yaitu Bengali, Turki disebabkan revolusi Kemal, dan Indonesia disebabkan oleh penjajahan. Dari sudut pandang dunia Islam, Indonesia dikatakan bangsa muslim yang kurang tahu huruf Arab.  Dapat diambil satu kesimpulan bahwa keislaman di Indonesia masih demikian dangkal. Sudah semestinya sebagai Kader HMI calon pemegang estafet kepemimpinan berperan sebagai pejuang Islam yang menguasai bahasa Arab.

           Sementara posisi bahasa Arab sendiri dalam dunia Islam salah satunya dalam bidang dakwah. Dakwah digunakan pada Da’i untuk mengajak manusia ke jalan Allah SWT, jalan yang benar dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadist. Keduanya merupakan sumber materi dakwah dan yang dapat dengan mudah dipahami dan dikaji dengan menggunakan bahasa Arab yang merupakan bahasa dari keduanya. Kader HMI yang dengan tujuan “bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT” pastinya akan terikat dalam dunia dakwah sudah pastinya harus memahami bahasa Arab.

           Wawasan keislaman oleh kader HMI dapat dipraktekkan ketika mereka masih bergelut sebagai mahasiswa dan aktivis yaitu dengan mengadakan kegiatan bersama para kader lainnya seperti bersholawat bersama, tadarus bersama, kajian keislaman, belajar bahasa Arab bersama, dan membedah nahwu dalam beberapa ayat Al Qur’an. Dalam belajar bahasa Arab bisa dimulai dengan menghafal mufrodat atau kosakata dasar yang mana kosakata tersebut berada dalam lingkup keseharian kader HMI sehingga akan lebih mudah dalam praktek berdialog ketika mereka berkumpul, kegiatan keislaman tersebut merupakan proses pembelajaran guna mengasah kemampuan berbahasa Arab para kader HMI yang tentunya bermanfaat dan dapat dipraktekkan di kemudian hari.

Tambahkan Komentar
EmoticonEmoticon