Problematika Literasi di Indonesia - Lapmi Progress

Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI) Progress HMI Komisariat Adab UIN Sunan Kalijaga Cabang Yogyakarta.

Latest Update
Fetching data...

Friday, 27 March 2020

Problematika Literasi di Indonesia

foto : Lapmi Progress

Literasi merupakan kemampuan seseorang dalam mengolah informasi dengan membaca dan menulis. Literasi juga dapat diartikan lebih luas, yaitu sebagai kemampuan menambah pengetahuan, kemampuan berpikir kritis, mampu memecahkan masalah dalam berbagai konteks, mampu berkomunikasi secara efektif, serta mampu peka terhadap keadaan sosial. Salah satu ciri-ciri dari negara maju adalah tingginya budaya literasi masyarakatnya, budaya literasi (baca-tulis) merupakan hal yang mendasar bagi setiap individu untuk memahami dan mengusai ilmu pengetahuan dan teknologi, karena “Barang siapa yang menguasai ilmu pengetahuan maka ia akan menguasai peradaban”.
Oleh karena itu semakin tinggi budaya literasi masyarakat dalam suatu negara maka akan semakin tinggi tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasainya. Dan hal itulah yang telah dilakukan oleh negara-negara maju di seluruh dunia. Budaya literasi masyarakat Indonesia terbilang masih sangat rendah, menurut penelitian dari 61 negara, Indonesia menempati posisi ke-60 sebagai negara yang tingkat budaya literasi masih rendah.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya budaya literasi di masyarakat  Indonesia, faktor-faktor tersebut diantaranya adalah kurangnya kesadaran dari setiap individu terhadap pentingnya budaya literasi serta kurangnya  peran pemerintah dalam memfasilitasi masyarakat guna meningkatkan budaya literasi.
Kesadaran setiap individu terhadap pentingnya budaya literasi masih sangat rendah, oleh karena itu harus ada sesesorang atau kelompok yang menjadi pegiat literasi, aktivis literasi, penggerak literasi, dan konsen di bidang literasi, atau dapat juga disebut sebagai provokator literasi di masyarakat, artinya orang atau kelompok yang benar-benar menyadarkan, memberikan pemahaman, dan memberikan contoh tentang pentingnya budaya literasi di masyarakat. Provokator literasi di samping memberikan himbauaan dan ajakan secara masif tentang pentingnya literasi juga harus menunjukan sikap yang profesional sebagai perovokator literasi, salah satunya caranya adalah dengan memberikan contoh literasi secara langsung, karena dakwah yang baik adalah dengan langsung memberikan contoh, bukan hanya dengan perintah atau ajakan saja.
Secara umum masyarakat indonesia adalah mempunyai karakter sebagai peniru yang baik, jadi apabila semakin banyak provokator literasi yang memberikan contoh literasi maka akan semakin banyak masyarakat indonesia yang  meniru hal tersebut dan masyarakat akan sadar tentang pentingnya budaya literasi bagi kehidupan.
Peran pemerintah juga menjadi faktor yang sangat penting dalam upaya untuk meningkatkan budaya literasi masyarakat. Bila kita perhatikan peran pemerintah dalam hal ini masih sangat kecil, hal ini dapat di lihat dengan minimnya kegiatan-kegiatan yang diadakan pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan budaya literasi. Pemerintah seharusnya bergerak lebih masif sistematis dalam mengembangkan budaya literasi di masyarakat, misalnya mengadakan bazar buku-buku murah, membangun perpustakaan seluruh daerah pelosok, mengembangkan dan memaksimalkan seluruh perpustakaan di setiap daerah, dan  mengadakan forum-forum tentang literasi yang dapat dijangkau oleh semua kalangan masayarakat.
Jadi kesadaran individu dan peran pemerintah merupakan hal yang paling penting untuk meningkatkan budaya literasi di masyarakat, apabila setiap individu mempunyai kesadaran terhadap literasi maka akan tercipta masyarakat yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat membawa Indonesia menjadi negara yang lebih kuat dan maju. (Efendi Abdillah)


Tambahkan Komentar
EmoticonEmoticon